Langsung ke konten utama

Saat Kembali Ketitik Nol


Dalam perjalanannya, 'kami' pernah mengalami kondisi berada pada titik terendah dalam hidup,istilahnya kembali ke titik nadir.Keadaan saat itu terasa sangat sulit, bayangkan gaji suami lebih dari setengahnya harus rela dipotong untuk angsuran bank,sementara penghasilan saya senen kemis dan disisi lain anak-anak sedang dalam posisi 'beban puncak' secara finansial, dan semakin memperparah keadaan isi tabungan pun ikut terkuras ditambah lagi usaha yang nyaris kolaps.Lengkap sudah semuanya....😂😂😂
Menghadapi kenyataan saat itu membuat tidak bisa berpikir waras bahkan nyaris limbung, tapi syukur pikiran seperti itu hanya sesaat, walaupun jelas tanpa diundang pikiran2 buruk datang berseliweran, bagaimana besok?,bagaimana masa depan anak2.Jangankan menghadapinya untuk membayangkan nya pun tidak kuasa.

Secara hitungan matematika dalam kondisi seperti itu logika mana yang dipakai ?, hitung-hitungan nya tidak menemukan rumus yang tepat untuk menjabarkan jawaban yang pas. Dengan berderet daftar kebutuhan dari A sampai Z, dari kebutuhan primer sampai pendidikan anak, susah untuk menjelaskan dengan penghasilan yang tinggal 'sekian' ,koq bisa ya hari-hari yang berat dilalui tanpa bon di warung, tanpa ngutang ke mbak tukang sayur bahkan jauh dari gali lobang tutup lobang, benarlah kata orang tua dulu,duit sedikit cukup duit banyak tetap habis jika tak mampu mengelolanya.

Berat ? Pasti, bahkan kami pernah makan nasi sebungkus berdua, ini bukan penggalan syair lagu atau kisah dalam sinetron, tapi ini nyata ---real. Yang ada dalam pikiran kami hanya anak-anak, mereka adalah prioritas utama, titik...
Namun ajaibnya, disaat-saat genting selalu saja datang pertolongan, selalu ada jalan keluar. Bukan sekali dua kali tapi berkali-kali, dan gaji suami yang tinggal segitu ya cukup-cukup saja. Saya merasa ini adalah sesuatu yang luar biasa.
Setiap kejadian pasti punya maksud dan hikmah tersendiri. Mungkin Tuhan sedang mencubit dan mengingatkan, bahwa dalam hidup ada banyak hal yang harus dijaga,dihargai dan dipelihara dengan kesyukuran.Dibalik semua yang terjadi bisa dipastikan pasti ada sesuatu yang salah, Namun  percayalah itu semua biasa memberikan kekuatan lebih bagi kita jika kita menyikapinya dengan bijak.

Saya berani menuliskan ini,disaat sudah melewati masa-masa kritis. Kondisi saat ini sudah jauh lebih baik,dan itu sangat kita syukuri. Ada banyak pelajaran didalamnya yang kita petik. Satu persatu masalah terlampaui, pendidikan anak berjalan dengab baik, bahkan hasilnya lebih dari apa yang kami pikirkan.
Bersyukurnya lagi, anak2 merupakan anak yang sangat tahu diri, mereka sangat paham kondisi orang tuanya dan mereka tak pernah meminta lebih.

Terkadang kita masih sering merasa tak percaya,koq bisa ya kita melewati saat-saat genting, kita tetap solid dan tak berlarut larut dalam keterpurukan.
Mungkin setiap orang punya beban dan masalah yang berbeda, beberapa hal yang ingin saya garis bawahi, disaat kita berada dalam kondisi yang buruk seberat apapun itu berusahalah untuk tetap tenang, saling mendukung diantara anggota keluarga merupakan faktor utama untuk meringankan beban.Jauhkan dari perasaan bahwa kita adalah orang yang paling malang sedunia sehingga patut dikasihani. Pasrahkan,ikhlaskan sambil terus berusaha, roda akan terus berputar. Yakinlah yang bisa menolong hanya diri kita sendiri bukan orang lain.

Cerita yang saya pendam selama bertahun-tahun, tiada maksud untuk mengumbar penderitaan, saling menebar energi positip lah tujuan yang ingin saya tularkan, walaupun berat yakinlah masih banyak orang lain yang keadaannya lebih parah, dan saya yakin diluar sana pasti banyak orang yang mengalami hal yang sama. Hadapilah sekuat tenaga jangan sampai kita menjadi korban dari sebuah keadaan. Tetap tersenyum disaat yang sulit sekalipun, hidup harus terus berjalan,hidup harus tetap berlanjut. Apapun yang terjadi LIFE MUST GO ON.



Komentar

  1. Sharing ini keren sekali mba. Semoga kita tetap selalu dilindungi olehNYA.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Cinta Tiga Dara

Nongki-nongki Cantik

Mendidik Anak Tak Semudah Teori